Tawuran Pelajar di Tunjung Teja: Satu Korban Meninggal Dunia, Polisi Lakukan Penyelidikan Intens

Daftar Isi
Kabupaten Serang, – Tawuran antar pelajar kembali mencoreng dunia pendidikan. Peristiwa tragis yang terjadi di depan Terminal Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Banten, pada Senin malam (13/1), berujung pada kematian seorang pelajar. Insiden ini memicu keprihatinan sekaligus kemarahan masyarakat.

Kronologi Kejadian
Informasi awal diterima dari Dy, seorang pelajar SMA Negeri 1 Cikeusal, yang melaporkan bahwa temannya, Acm, menjadi korban dalam perkelahian tersebut. Menurut Dy, Acm yang tinggal di Kampung Panosogan, Kecamatan Cikeusal, terkena sabetan senjata tajam jenis celurit yang diduga digunakan oleh salah satu pelaku dari kelompok lawan.

Setelah kejadian, Dy segera membawa Acm ke Puskesmas Petir. Namun, meskipun sempat mendapatkan penanganan medis, nyawa Acm tak tertolong. Korban mengalami dua luka serius di bagian kepala akibat sabetan celurit.

Tim medis menyatakan korban meninggal dunia akibat luka berat yang dideritanya. Jenazah Acm kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Serang untuk pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga pada Selasa dini hari (14/1) pukul 01.00 WIB.

Kesaksian dan Penyelidikan Polisi
Polisi telah meminta keterangan dari dua saksi yang diduga berada di lokasi kejadian, yakni:

1. RY (15 tahun), pelajar, warga Kampung Pasir Asem, Kecamatan Cikeusal.
2. Dy, pelajar, warga Kampung Panosogan, Kecamatan Cikeusal.

Dari hasil pemeriksaan awal, dugaan sementara menunjukkan bahwa tawuran ini melibatkan kelompok pelajar dari dua sekolah berbeda. Polisi kini mendalami motif tawuran serta mengidentifikasi pelaku yang menggunakan senjata tajam.

Tindakan Tegas Aparat:
Kapolsek Tunjung Teja menegaskan bahwa pihaknya tidak akan memberi toleransi terhadap aksi kekerasan seperti ini. "Kami akan menindak tegas para pelaku yang terlibat. Tawuran bukan hanya mencoreng pendidikan, tapi juga mengancam masa depan generasi muda," ujarnya.

Imbauan untuk Masyarakat:
Kapolsek juga mengimbau orang tua, guru, dan masyarakat untuk lebih waspada dan aktif dalam mengawasi aktivitas para pelajar. Kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan pihak keamanan diperlukan untuk mencegah peristiwa serupa.

Catatan Redaksi:
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa tawuran bukan sekadar aksi kenakalan remaja, melainkan ancaman serius bagi keselamatan pelajar. Perlu upaya bersama untuk menciptakan lingkungan aman bagi generasi muda.

(Red)