Rembesan Air Dari Permukaan! Jalan Masih Basah, Proyek Hotmix Tetap Digas!
Kota Serang – Kualitas proyek pemeliharaa Hotmix jalan yang dikerjakan oleh Satuan Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Serang, khususnya melalui Bidang Bina Marga, kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, pekerjaan yang dilakukan di wilayah Kelurahan Cigoong, Kecamatan Walantaka, menuai kritikan warga dan kalangan aktivis setempat karena tetap dilaksanakan meski kondisi jalan basah dan tergenang air akibat hujan.
Pantauan langsung di lapangan menunjukkan bahwa proses tambal sulam menggunakan material hotmix tetap dilanjutkan meski sejumlah titik masih digenangi air. Jalan yang belum sepenuhnya kering tetap diaspal, menimbulkan kekhawatiran soal daya rekat Hotmix dan ketahanan hasil pekerjaan.
Benar saja, tak lama setelah proses selesai, permukaan jalan terlihat mengalami retak-retak. Kondisi ini diduga akibat pelapisan hotmix yang dilakukan di atas permukaan tidak stabil dan basah, yang jelas terindikasi tidak sesuai dengan standar teknis konstruksi jalan.
• Dokumentasi Keretakan Hotmix
Pelaksana lapangan dari Bidang Bina Marga DPUPR Kota Serang, Ari, menyebutkan bahwa jenis material yang digunakan adalah hotmix tipe AC-WC dengan ketebalan 4 sentimeter dan lebar 3 meter. Namun, hasil pengukuran di lapangan justru mengindikasikan bahwa ketebalan aspal tidak sesuai dengan spesifikasi yang diklaim.
Tak hanya soal kualitas, proyek pemeliharaan Hotmik ini juga dipertanyakan warga, terkait informasi berapa biaya yang di gelontorkan untuk proyek ini. Hal ini memicu pertanyaan publik mengenai transparansi anggaran, sumber dana, serta waktu pelaksanaan proyek. mereka mengklaim proyek ini dipaksakan, tanpa mempertimbangkan kesiapan kondisi lapangan maupun aspek profesionalitas dalam pelaksanaannya.
Sorotan Publik terhadap Proyek Pemeliharaan Jalan di Cigoong:
- Pekerjaan tetap dilakukan saat usai hujan, dengan kondisi jalan tergenang air.
- Permukaan hotmix langsung mengalami retak setelah pengerjaan.
- Ketebalan hotmix diduga tidak sesuai spesifikasi teknis.
- Tidak ditemukan informasi anggaran yang di kelola pada proyek ini.
- Transparansi anggaran dan sumber dana dipertanyakan.
Masyarakat setempat berharap DPUPR Kota Serang lebih selektif dalam menentukan waktu pelaksanaan proyek, terutama dengan mempertimbangkan kondisi cuaca demi menjaga kualitas hasil. Selain itu, pengawasan, baik internal maupun eksternal, dinilai perlu ditingkatkan karena proyek ini menyangkut penggunaan dana publik dari pajak rakyat.
Transparansi dan profesionalitas dalam pelaksanaan proyek menjadi kunci agar pembangunan infrastruktur benar-benar memberi manfaat maksimal bagi masyarakat Kota Serang, bukan malah menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. (Tim/Red)