Festival Serang Fair Diduga Jadi Sarang Pungutan Liar, Aktivis Pamungkas Banten Ancam Gelar Aksi

Table of Contents


Kota Serang, Cyberbanten – Pelaksanaan Festival Serang Fair di Stadion Maulana Yusuf, Kota Serang, diduga kuat menjadi ajang pungutan liar (pungli) oleh sejumlah oknum. Dugaan ini mencuat setelah pengunjung dan pedagang mengeluhkan adanya pungutan tanpa karcis resmi maupun dasar regulasi yang jelas.

Seorang pengunjung mengaku diminta membayar Rp2.000 untuk parkir motor saat memasuki area stadion, tanpa diberikan karcis.

“Iya benar, saya pas masuk langsung diminta uang, tapi nggak dikasih karcis parkir,” ujarnya.

Pantauan di lokasi, terdapat tiga pintu masuk parkir yang dijaga ketat oleh petugas tanpa seragam dan tanpa tanda pengenal, yang langsung meminta uang parkir kepada setiap pengendara.


Bahkan, seorang petugas Dinas Perhubungan yang melihat aktivitas tersebut diduga memilih tutup mata. Puluhan mobil dan ratusan motor terlihat terparkir di area stadion.

Tidak hanya parkir, pengunjung yang ingin masuk ke lapangan stadion juga dimintai Rp25.000 dengan alasan pembelian produk barang. Sementara itu, pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di dalam area stadion mengaku dimintai biaya lapak antara Rp400 ribu hingga Rp750 ribu.

Jika pungutan dilakukan tanpa regulasi dan tanpa bukti pembayaran resmi, serta melibatkan lahan milik negara, hal tersebut diduga kuat masuk kategori pungli.

“Kalau karcisnya tidak dikasih, uangnya masuk ke mana? Jangan sampai ribuan kendaraan parkir tapi yang dilaporkan ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sedikit. Ini rawan dimanfaatkan oknum untuk pungli,” kata salah satu pemerhati kebijakan publik.

Perkumpulan Aktivis Aliansi Pamungkas Banten menegaskan akan mengambil langkah tegas dengan menggelar aksi unjuk rasa damai di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Perhubungan, serta Kantor Wali Kota Serang. Mereka menuntut agar pemerintah menindaklanjuti dugaan pungli tersebut dan memastikan tidak ada kebocoran PAD yang masuk ke kantong pribadi oknum tertentu.

-->